PESONA PANTAI SELATAN TANJUNG PUTING
oleh : Lukmanul Hakim
Taman Nasional Tanjung Puting identik dengan orangutan, bekantan,
hutan tropis dataran rendah dan hutan gambut. Hal ini dapat dengan mudah
diketahui dari banyaknya tulisan baik di media cetak maupun media elektronik.
Padahal Tanjung Puting bukan hanya orangutan dan hutan tropisnya saja yang
menarik, tapi juga keindahan pantainya yang sangat mempesona.
Disepanjang
pantai terdapat 8 (delapan) muara sungai yang airnya berasal dari danau dan
rawa di dalam kawasan Taman Nasional Tanjung Puting. Mulai dari Sungai Ranggau,
Leger, Batang Behalang Kecil, Paku, Batang Behalang Besar, Gentingan, Perlu dan
Rambai. Airnya berwarna coklat kehitaman khas air rawa yang banyak mengandung
zat organik.
Lokasi yang menjadi tujuan utama adalah Sungai Ranggau. Di lokasi
ini terdapat kantor Resort Sungai Perlu dan areal seluas 1 hektar yang
digunakan untuk camping ground. Wisatawan
yang ingin merasakan nikmatnya berwisata di tepi pantai sambil menikmati ikan
bakar dapat berkemah di lokasi ini. Pemandangan laut yang indah pada saat
matahari terbit (sunrise) menjadi suguhan
utama. Keindahannya tak kalah dengan pantai yang ada di Bali karena di lokasi
ini masih sangat alami dan jauh dari aktifitas manusia.
Untuk
mencapai Sungai Ranggau, dapat ditempuh melalui kota Kuala Pembuang, Kabupaten
Seruyan dengan menggunakan klotok nelayan. Perjalanan dapat ditempuh dalam
waktu ± 3 jam melalui laut. Waktu
kunjungan terbaik adalah pada bulan Januari – Mei karena pada waktu tersebut
angin laut tidak terlalu besar. Selain itu, pada waktu tersebut bertepatan saat musim penyu
bertelur.
Ketika masuk ke dalam sungai Ranggau, kita akan disuguhi oleh pohon
bakau yang berjejer di tepi sungai. Sesekali burung Cekakak Sungai (Todirhampus chloris) melintas di atas
klotok sambil bersuara “kek..kek..kek”. Jenis bakau yang terdapat di Sungai
Ranggau antara lain Bakau (Rhizopora sp),
Api- api (Avicennia sp), Rambai/pedada
(Sonneratia sp) dan Bruguiera sp. Jenis pohon bakau dapat diketahui dari bentuk
perakarannya yang khas.
Jenis Rhizophora sp. mempunyai akar tunjang yaitu akar (cabang-cabang
akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Avicennia sp. dan Sonneratia sp. mempunyai akar pasak berupa akar yang muncul dari
sistem akar kabel dan memanjang keluar ke arah udara seperti pasak. Bruguiera sp mempunyai akar lutut
merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan
substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi seperti lutut.
Dari sekian banyak sungai yang mengalir
ke pantai, hanya Sungai Tulis yang paling sering ditemukan Buaya Muara (Crocodylus porosus). Sungai ini menjadi habitat yang paling disenangi buaya karena
banyaknya sumber pakan yang dapat ditemukan antara lain ikan bandeng dan ikan kakap yang banyak terdapat di sekitar
danau di hulu Sungai Tulis. Pada saat pengamatan flora fauna di Sungai Tulis
pun, Petugas Taman Nasional pernah bertemu dan dikejar oleh Buaya Muara
sepanjang 1,5 meter.
Pantai di sepanjang Resort Sungai perlu merupakan habitat bagi
peneluran penyu. Tercatat jenis Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu Hijau (Chelonia
mydas) yang pernah singgah di pantai ini. Nelayan di perairan sungai perlu
juga sering melihat penyu menuju pantai untuk bertelur. Akan tetapi banyak yang
telur yang tidak berhasil menetas karena dimakan predator alami yaitu biawak
dan babi hutan. Yang paling mengkhawatirkan jika penyu tersebut tersangkut jala
nelayan dan diambil dagingnya.
Pada bulan Juli 2012, terlihat penyu sisik bertelur di pantai
Sungai Ranggau yang berjumlah 168 telur. Telur ini kemudian dipindahkan oleh
petugas ke lokasi
penetasan penyu semi alami di Sungai Ranggau untuk ditetaskan secara semi
alami.
Untuk
yang hobinya mengamati burung (bird
watching), sangat cocok untuk melakukan pengamatan di lokasi ini karena
keanekaragaman jenis burung yang cukup melimpah khususnya burung pantai dan
mangrove. Lokasi pengamatan burung dapat
dilakukan di beberapa titik diantaranya di sepanjang pantai sampai muara Sungai
Ranggau, hutan belangeran (Shorea
belangeran) dan hutan galam (Melaleuca
cajuputi).
Dari data pengumpulan
flora fauna tahun 2011 – 2012 tercatat lebih dari 30 jenis burung dari 12
famili yang ada di pantai Sungai Perlu. Burung yang sering terlihat adalah
burung Elang Bondol (Haliastur Indus)
dan Burung Elang Laut Perut Putih (Haliaetus
leucogaster) yang termasuk dalam
kategori Appendix II CITES. Mereka
biasanya terbang di atas pantai melayang – layang sambil bermanuver dan memperhatikan mangsanya.
Atraksi yang paling menarik adalah ketika burung elang bermanuver untuk
menyambar mangsanya di laut.
Jenis
burung lain yang sering ditemukan adalah Cekakak Sungai (Todirhampus
chloris), Pelatuk Sayap Merah (Picus punicus), Raja Udang Meninting
(Alcedo meninting), Trinil pantai (Actitis hypoleucos), Kirik-kirik
laut (Merops phillipinus), Kipasan Belang (Rhipidura javanica), Kekep
Babi (Amtamus leucarhymchus), Bentet Kelabu (Lanius schach) dan Srigunting Batu (Dicrurus
paradiseus).
Pantai selatan Tanjung Puting yang berada di Resort
Sungai Perlu sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata minat
khusus. Walaupun lokasinya cukup jauh tetapi bagi orang yang pernah merasakan
keindahan dan keanekaragaman satwa di Sungai Ranggau, pasti ingin kembali lagi
untuk menikmati keindahan hasil kreasi Sang Pencipta.
Bagus sekali deskripsi artikelnya...sehingga saya serasa berada di sana walau sesaat dan bikin penasaran..kapan ya saya bisa ke sana...ke sungai perlu...
BalasHapusbisa dijadwalkan pak, kami siap mengantar sampai tujuan sekaligus bertukar pikiran tentang pengelolaan berbasis resort. ditunggu kedatangaanya ya
Hapus